Sidoarjo,Harian7Menit.Online -Butuh sekitar 900 sampai 1.000 orang tenaga kerja agar RSUD Sidoarjo Barat (Sibar) bisa benar-benar berfungsi menjadi Rumah Sakit Tipe C. Sedangkan rekruitmen yang dilakukan saat ini hanya sekedar mengejar target launching pada awal Maret mendatang.
“Dengan hanya 145 orang itu setidaknya RSUD Sibar sudah bisa membuka layanan rawat jalan dan IGD (Instalasi Gawat Darurat-red) saja. Sedangkan lain-lainnya akan dilakukan bertahap,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman.
Dikatakannya, nantinya RSUD Sibar ini akan membuka 10 layanan poli rawat jalan, layanan operasi dan juga rawat inap berkapasitas 154 tempat tidur. Selain itu juga ada laboratorium dan juga apotek dan fasilitas pendukung lainnya sebagaimana stardar rumah sakit tipe C.
“Karena itu jangan khawatir. Masih akan dibuka lowongan berikutnya. Masih banyak,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi D dan para legislator asal Sibar di ruang sidang paripurna DPRD Sidoarjo, Jumat (18/02/2022) siang tadi.
Kebutuhan personel non medis yang akan segera direkrut adalah tenaga kebersihan dan juga keamanan. Hanya saja pemenuhannya akan diserahkan pada pihak ketiga yang saat ini masih dalam proses lelang tender.
“Insyaalaah akhir Pebruari ini atau awal Maret sudah dapat pemenangnya. Kalau perlu nanti di kontrak kerjanya akan kami cantumkan persyaratan khusus, pekerjanya harus diambil dari warga Krian,” sebut Syaf lagi.
Sedangkan terkait proses rekruitmen yang dilakukannya saat ini diikuti 8.848 pelamar dari berbagai daerah. Namun yang terbanyak tetap dari Sidoarjo sendiri, termasuk warga pemegang KTP Krian. Dari jumlah itu lebih dari 1900 telah memenuhi standar administrasi yang disyaratkan panitia seleksi.
“Masalahnya kami hanya diberi dana Rp 161 juta untuk menggelar proses seleksi ini. Sedangkan biaya tesnya Rp 500 ribu per orang. Jadi kami pusing sekali dan sangat bingung karena harus memilih maksimal 380 orang yang akan mengikuti seleksi tes tulis, tes psikologi dan wawancara,” keluhnya.
Untuk itu ia terpaksa merangking lagi ribuan pelamar kerja untuk berbagai posisi di sisi medis dan non medis itu berdasarkan domisili, IPK dan juga pengalaman. “Hasilnya dari 380 orang yang dipanggil untuk mengikuti tes itu, 148 orang diantaranya adalah warga Krian,” lanjut Syaf.
Bukan hanya itu, dalam tes yang berlangsung beberapa waktu lalu, warga Krian juga sudah sangat diistimewakan dengan mendapatkan tambahan 50 poin. Sedangkan untuk warga Sidoarjo lainnya diberi tambahan 30 poin.
Rapat Dengar Pendapat yang dipimpin Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori yang didampingi para Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Bambang Riyoko dan Kayan itu digelar sebagai tindak lanjut dari aksi warga Krian dan mahasiswa ke DPRD Sidoarjo, Rabu (16/02/2022) kemarin.
Aksi itu digelar lantaran mereka menganggap proses rekruitmen tersebut tidak transparan karena banyak warga Krian yang digugurkan hanya berdasarkan seleksi administratif saja. Mereka minta agar diberi kesempatan mengikuti tes sebagai bentuk pemberian prioritas khusus pada warga Krian sebagaimana dijanjikan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor sebelumnya.**Red